BUDIDAYA JAHE MERAH DAN EMPRIT DENGAN SAK SIDOREJO PEPE
Teknik Budidaya Jahe dalam Karung - Posting Kali ini masih sekitar tema pertanian.setelah sebelumnya kita pelajari
Cara Budidaya Tanaman Jahe Lengkap
secara umum, kali ini kita akan mempelajari Teknik budidaya jahe yang
lebih spesifik,yaitu Teknik Budidaya Jahe dalam Karung (sistem”bag
culture”).
Budidaya Jahe Dalam Karung (sistem”bag culture”) dengan media yang remah
ini bisa dilakukan karena beberapa alasan. Pertama karena kita tidak
punya lahan yang bagus untuk menanam, alasan kedua lebih kepada
peningkatan hasil dan benih yang sehat, bebas dari penyakit seperti
layu bakteri yang sering menjadi kendala dalam budidaya tanaman. Teknik
ini telah dilakukan oleh peneliti Hepperly dkk di Hawai sejak 2004.
Budidaya jahe dengan cara ini sedang dikembangkan oleh UPBS Balittro
(Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat). Beberapa petani di
Banjarnegara dan Brebes Jawa Tengah juga telah melaksanakan teknik
budidaya ini.
Sebagai contoh Kelompok Tani Jahe Organik Desa Larangan Kecamatan
Larangan Kabupaten Brebes membudidayakan pertanaman jahe dalam karung
ukuran 40 x 100 cm dengan media tanam bokasi dari bahan limbah pabrik
penggergajian kayu. Benih disemai terlebih dahulu dengan cara
dihamparkan atau diangin-anginkan. Media tanam (bokashi + pasir ladu)
dimasukan kedalam karung sebanyak 20% dari volume karung.
Benih ditanam masing-masing 250 g/karung. Karung ditata dengan 5 jumlah
baris dalam kolom. Kurang lebih setiap 15 hari sekali, petani
menambahkan media bokashi ke dalam karung agar rimpang yang terlihat
dapat tertutupi. Yang unik dalam sistem budidaya ini serta diperlukan
penelitian lanjut, petani tidak menambahkan pupuk anorganik dalam
pertanaman jahe dan melakukan pemangkasan tanaman.
Pemangkasan dilakukan saat tanaman mencapai dua bulan pada 5 – 10 cm
dari pangkal rimpang. Pemangkasan bertujuan merangsang pertumbuhan
tunas-tunas baru pada rimpang. Setelah karung-karung berisi tanaman yang
sudah dipangkas, tanaman dibiarkan hingga muncul tunas-tunas tanaman
baru dari dalam rimpang.
Salah satu tantangan dalam teknik budidaya ini, diperlukan penanganan
intensif pada tanaman mulai dari penanganan bokasi untuk media tanam,
irigasi, kegiatan pemangkasan, dan penambahan media secara rutin. Jika
teknik budidaya ini dapat berhasil dan sesuai dengan harapan yang
diinginkan, akan tercipta efisiensi penggunaan lahan sebesar 90% dari
budidaya konvensional.
Hal ini setara dengan membudidayakan 1000 karung (1000 m2) dengan
budidaya konvensional satu hektar. Efisiensi yang lain adalah penggunaan
benih tanaman, serta dapat diarahkan untuk budidaya organik dengan
mengadopsi teknologi-teknologi yang telah dihasilkan.
Bila digunakan untuk menghasilkan benih, dapat menjadi sumber benih yang
sehat dan dengan kondisi yang terkontrol, produksi jahe dapat
ditargetkan sesuai dengan permintaan.